TANPA JUDUL

by Jamilatul Istiqomah, September 01, 2022
TANPA JUDUL

Hallooooo…. aku gak tau tulisan ini sepantasnya dikasih judul apa. Mungkin lebih tepatnya, tulisan ini berjudul sesuai dengan persepsi pembaca sendiri,yah.

 Terimakasih sebelumnya, sudah bersedia membaca tulisan ini. Tidak ada manusia yang baik-baik saja di dunia ini, aku yakin semua berjuang dengan ujian masing-masing. 

Setiap manusia menempuh ujiannya dengan berbagai cara tempuhnya berbeda. 

Sebagai perempuan memang benar harus siap dengan posisi serba salah. Bukankah begitu? 

 Perempuan (Istri) Merupakan Gambaran dari Seorang Laki-laki (Suami) 

Haih, perempuan tulang rusuk dari seorang laki-laki. Baik buruknya perempuan (istri) tergantung bagaimana laki-laki (suami).


 Seperti unen-unen Jawa: 

  “Wong wedok, leh e nganggo kui terserah wong lanang. Arep dienggo opo ora kui terserah e wong lanang. Arep dienggo apik opo elek kui terserah wong lanang.”

Bukankah perempuan (istri) merupakan gambaran dari seorang laki-laki (suami)?


Dalam pernikahan, sesungguhnya kesabaran merupakan suatu kebajikan, namun jika ada cinta maka ada toleransi. 

Di berbagai situasi, istri berubah menjadi malaikat atau berubah menjadi nenek sihir, semua tergantung pada lelaki. 

Kenapa tidak? Ya, perempuan jangkauannya lebih sempit dan pendek dibanding seorang laki-laki. 

Salah benar, dianggap ataupun tidak, hal tersebut seorang laki-laki yang menentukannya kepada sang perempuan.

 Seorang laki-laki memiliki jangkauan yang sangat luas, menyalahkan perempuan yang sedang benar ataupun membenarkan perempuan dalam keadaan yang salah. Ia mampu melakukannya dengan lihai.

 Keberuntungan sang perempuan jika seorang laki-laki memberikan kehangatan padanya, sehingga muncul kebahagian.

 Sebab kasih sayang seorang laki-laki mengakibatkan cintanya perempuan.

 Kebohongan laki-laki akan berakibat kebencian perempuan.

 Dan kedinginan dari seorang laki-laki mengakibatkan keluhan dari perempuan. Sang perempuan hanya sebagai gambaran dari seorang laki-lakinya.

 Bagaimana seorang laki-laki tersebut memaknai sang perempuan. 

Bagaikan piano adalah seorang perempuan. Jika bertemu dengan pianis handal maka suara yang dihasilkan adalah lagu kelas dunia, jika dimainkan oleh orang biasa makan akan menghasilkan lagu pop, namun jika dimainkan oleh orang sembarangan, pasti tidak akan membentuk lagu.

 Bukankah begitu? Sebagaimana telah diketahui bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk. 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah telah bersabda

  “Perempuan itu bagaikan tulang rusuk, bila kamu memaksa untuk meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya, dan jika kamu bersikap baik, maka kamu dapat berdekatan dengannya, meski padanya terdapat kebengkokan (ketidaksempurnaan).” 

 “........ karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bangkok adalah bagian atasnya. Jika kalian mematahkannya, jika kalian biarkan saja niscaya ia akan tetap bengkok.” 

Sebaiknya para laki-laki membenci semua yang ada pada perempuan sebab pada kelemahan yang ada di dalam dirinya.


 Bila jadi seorang perempuan memiliki kekurangan. Sangat banyak kekurangan.

 Namun, dibalik kekurangan, pastilah ada kelebihannya. 

Bersabarlah dan nasehatilah perempuan karena Allah SWT semata. 

Gunakanlah akal sehat dan kendalikan perasaan emosi agar baik segalanya.

 Sang perempuan berada dalam kebaikan dan keburukan sehingga ia tidak akan bisa lurus pada suatu keadaan.

 Luruskanlah dengan nasihat yang amat baik, sabar dan lembut. 

  Menjadi Perempuan 

Menjadi perempuan memang harus siap dengan posisi serba salah. 

Dimana perempuan dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga.

 Dituntut menjadi sholehah, cerdas dan selalu menarik. Menjadi bidadari suami dan madrasah pertama pada keturunannya merupakan tuntutan untuk perempuan.

 Namun, jika hal-hal tersebut masuk akal berlaku ideal bila suami telah sempurna tahu dan faham dengan baik menempatkan dirinya sebagai suami. 

Jika laki-laki telah absolut mumpuni sebagai imam, pembimbing dan kepala yang bertanggung jawab. Tak hanya tanggung jawab mengenai soal materi, agama, psikologi, emosional dan fasilitas seluruh anggota keluarga. 

Mungkin ada beberapa kalian yang mengalami atau mendengar dan melihat perempuan itu ada yang sakit pada jiwa atau batinnya? 

Tubuhnya terlihat sehat tapi jelas nampak ada tidak kestabilan psikologis dan emosional? 

Atau akhlaknya menyejukkan tapi fisiknya ringkih atau sakit-sakitan?

 Sering ya, perempuan kalau berkoar kesengsaraan di umum, dikata tak pandai menjaga rahasia.

Tapi, kalau dipendam, lama-lama bisa jadi gila. 

Dan pada akhirnya makhluk terdekatlah yang menjadi pelampiasan kekesalannya yakni anaknya.

 Setelah kesal pada anaknya, sang perempuan merasa bersalah.

 Lalu, menyalahkan dirinya sendiri. Seorang laki-laki (suami) ketika menyeleweng misalnya selingkuh. 

Perempuan dikata sebagai istri yang tak luwes menyenangkan suami. 

Lalu jika suami KDRT, perempuan dikata tak pandai jaga sikap. 

Ketika suami marah, perempuan dikata tak cerdas dalam menjaga mulut. Bagaimana?

 Perempuan terluka dalam diam, diam lalu semua hancur, kemudian dibodoh-bodohkan oleh semua orang. 

Jika perempuan mengeluarkan uneg-uneg atau curhat dan berbicara, berbagi kesah mengurangi derita. 

Dianggap tak punya iman, tak tahu malu dan tak pandai menjaga rahasia. Jika anak-anak rewel dan kacau, pihak perempuan yang disalahkan paling pertama berasal dari asuhan ibunya. 

Jika anak-anak menonjol dengan baik, yang dikenal dia anaknya bapak siapa. 

Wanita dituntut untuk menjaga keseimbangan keluarga. 

Sudah rusak badan sebab hamil, melahirkan dan suaminya.Masih pula jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi keset keluarga.

 Akan tetapi, jika terpaksa ada tuntutan karena kondisi yang belum layak. Seringnya perempuan juga terhakimi sebagai mahluk kurang bersyukur.

 Aaaah, perempuan…….. 

Pantaslah kau cepat terlihat lebih tua.

 Memang benar, surga dijanjikan di telapaknya. 

Haih, meskipun begitu, bukankah neraka juga banyak ditakdirkan banyak dipenuhi oleh perempuan. 

Oh perempuan, semilyar paradoksal harus engkau taklukan. 

Perempuan, engkau harus mampu dengan lapang jadi rumah untuk dirimu dan anakmu. 

Stay waras yah. Big Hug.
SHARE 0 comments

Add your comment

© www.katajamila.com about another home of my mind · Designed by Sahabat Hosting