Hallooooo…. aku gak tau tulisan ini sepantasnya dikasih judul apa. Mungkin lebih
tepatnya, tulisan ini berjudul sesuai dengan persepsi pembaca sendiri,yah.
Terimakasih sebelumnya, sudah bersedia membaca tulisan ini. Tidak ada manusia
yang baik-baik saja di dunia ini, aku yakin semua berjuang dengan ujian
masing-masing.
Setiap manusia menempuh ujiannya dengan berbagai cara tempuhnya
berbeda.
Sebagai perempuan memang benar harus siap dengan posisi serba salah.
Bukankah begitu?
Perempuan (Istri) Merupakan Gambaran dari Seorang Laki-laki (Suami)
Haih, perempuan tulang rusuk dari seorang laki-laki. Baik buruknya perempuan
(istri) tergantung bagaimana laki-laki (suami).
Seperti unen-unen Jawa:
“Wong wedok, leh e nganggo kui terserah wong lanang. Arep dienggo opo ora kui
terserah e wong lanang. Arep dienggo apik opo elek kui terserah wong lanang.”
Bukankah perempuan (istri) merupakan gambaran dari seorang laki-laki (suami)?
Dalam pernikahan, sesungguhnya kesabaran merupakan suatu kebajikan, namun jika
ada cinta maka ada toleransi.
Di berbagai situasi, istri berubah menjadi
malaikat atau berubah menjadi nenek sihir, semua tergantung pada lelaki.
Kenapa
tidak? Ya, perempuan jangkauannya lebih sempit dan pendek dibanding seorang
laki-laki.
Salah benar, dianggap ataupun tidak, hal tersebut seorang laki-laki
yang menentukannya kepada sang perempuan.
Seorang laki-laki memiliki jangkauan
yang sangat luas, menyalahkan perempuan yang sedang benar ataupun membenarkan
perempuan dalam keadaan yang salah. Ia mampu melakukannya dengan lihai.
Keberuntungan sang perempuan jika seorang laki-laki memberikan kehangatan
padanya, sehingga muncul kebahagian.
Sebab kasih sayang seorang laki-laki
mengakibatkan cintanya perempuan.
Kebohongan laki-laki akan berakibat kebencian
perempuan.
Dan kedinginan dari seorang laki-laki mengakibatkan keluhan dari
perempuan. Sang perempuan hanya sebagai gambaran dari seorang laki-lakinya.
Bagaimana seorang laki-laki tersebut memaknai sang perempuan.
Bagaikan piano
adalah seorang perempuan. Jika bertemu dengan pianis handal maka suara yang
dihasilkan adalah lagu kelas dunia, jika dimainkan oleh orang biasa makan akan
menghasilkan lagu pop, namun jika dimainkan oleh orang sembarangan, pasti tidak
akan membentuk lagu.
Bukankah begitu? Sebagaimana telah diketahui bahwa
perempuan diciptakan dari tulang rusuk.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah telah bersabda
“Perempuan itu bagaikan tulang rusuk, bila kamu memaksa untuk meluruskannya,
niscaya kamu akan mematahkannya, dan jika kamu bersikap baik, maka kamu dapat
berdekatan dengannya, meski padanya terdapat kebengkokan (ketidaksempurnaan).”
“........ karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, dan
tulang rusuk yang paling bangkok adalah bagian atasnya. Jika kalian
mematahkannya, jika kalian biarkan saja niscaya ia akan tetap bengkok.”
Sebaiknya para laki-laki membenci semua yang ada pada perempuan sebab pada
kelemahan yang ada di dalam dirinya.
Bila jadi seorang perempuan memiliki
kekurangan. Sangat banyak kekurangan.
Namun, dibalik kekurangan, pastilah ada
kelebihannya.
Bersabarlah dan nasehatilah perempuan karena Allah SWT semata.
Gunakanlah akal sehat dan kendalikan perasaan emosi agar baik segalanya.
Sang
perempuan berada dalam kebaikan dan keburukan sehingga ia tidak akan bisa lurus
pada suatu keadaan.
Luruskanlah dengan nasihat yang amat baik, sabar dan lembut.
Menjadi Perempuan
Menjadi perempuan memang harus siap dengan posisi serba salah.
Dimana perempuan
dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga.
Dituntut menjadi sholehah,
cerdas dan selalu menarik. Menjadi bidadari suami dan madrasah pertama pada
keturunannya merupakan tuntutan untuk perempuan.
Namun, jika hal-hal tersebut
masuk akal berlaku ideal bila suami telah sempurna tahu dan faham dengan baik
menempatkan dirinya sebagai suami.
Jika laki-laki telah absolut mumpuni sebagai
imam, pembimbing dan kepala yang bertanggung jawab. Tak hanya tanggung jawab
mengenai soal materi, agama, psikologi, emosional dan fasilitas seluruh anggota
keluarga.
Mungkin ada beberapa kalian yang mengalami atau mendengar dan melihat
perempuan itu ada yang sakit pada jiwa atau batinnya?
Tubuhnya terlihat sehat
tapi jelas nampak ada tidak kestabilan psikologis dan emosional?
Atau akhlaknya
menyejukkan tapi fisiknya ringkih atau sakit-sakitan?
Sering ya, perempuan kalau
berkoar kesengsaraan di umum, dikata tak pandai menjaga rahasia.
Tapi, kalau dipendam,
lama-lama bisa jadi gila.
Dan pada akhirnya makhluk terdekatlah yang menjadi
pelampiasan kekesalannya yakni anaknya.
Setelah kesal pada anaknya, sang
perempuan merasa bersalah.
Lalu, menyalahkan dirinya sendiri. Seorang laki-laki
(suami) ketika menyeleweng misalnya selingkuh.
Perempuan dikata sebagai istri
yang tak luwes menyenangkan suami.
Lalu jika suami KDRT, perempuan dikata tak
pandai jaga sikap.
Ketika
suami marah, perempuan dikata tak cerdas dalam menjaga mulut. Bagaimana?
Perempuan terluka dalam diam, diam lalu semua hancur, kemudian dibodoh-bodohkan
oleh semua orang.
Jika perempuan mengeluarkan uneg-uneg atau curhat dan
berbicara, berbagi kesah mengurangi derita.
Dianggap tak punya iman, tak tahu
malu dan tak pandai menjaga rahasia. Jika anak-anak rewel dan kacau, pihak
perempuan yang disalahkan paling pertama berasal dari asuhan ibunya.
Jika
anak-anak menonjol dengan baik, yang dikenal dia anaknya bapak siapa.
Wanita
dituntut untuk menjaga keseimbangan keluarga.
Sudah rusak badan sebab hamil,
melahirkan dan suaminya.Masih pula jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi
keset keluarga.
Akan tetapi, jika terpaksa ada tuntutan karena kondisi yang
belum layak. Seringnya perempuan juga terhakimi sebagai mahluk kurang bersyukur.
Aaaah, perempuan……..
Pantaslah kau cepat terlihat lebih tua.
Memang benar, surga
dijanjikan di telapaknya.
Haih, meskipun begitu, bukankah neraka juga banyak
ditakdirkan banyak dipenuhi oleh perempuan.
Oh perempuan, semilyar paradoksal
harus engkau taklukan.
Perempuan, engkau harus mampu dengan lapang jadi rumah
untuk dirimu dan anakmu.
Stay waras yah. Big Hug.
Add your comment